INFO GHAZI

Pembelajaran Jarak Jauh Jilid 2


Sahabat IG yang selalu ceria, cukup lama tidak update postingan karena adanya sedikit kesibukan. Tetap jaga kesehatan dan patuhi 5-M  (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta membatasi mobilisasi dan interaksi.)

MASKERMU MELINDUNGIKU, MASKERKU MELINDUNGIMU.

- Keep Healthy -

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Tahun ajaran baru 2021/2022 sudah dimulai. Namun pelaksaanaan PTM atau Pembelajaran Tatap Muka, untuk beberapa daerah, tetap ditiadakan. Sedangkan banyak daerah lainnya, masih menunggu kebijakan pusat. Hal ini terjadi sebab alasan Covid-19 yang terus menaik. Apalagi dengan datangnya varian Delta yang cepat menular. Hanya dengan satu ruangan saja bersama penderita, sudah dapat tertular. Pastinya ini akan membuat proses KBM, menjadi terganjal lagi.

Walaupun benar, dengan adanya wabah Covid-19 kita mulai serentak belajar lewat gawai. Ibaratnya seperti  blessing in disguise (berkah terselubung). Sesuatu yang akan susah terlaksana, apabila dalam kondisi normal. Tapi kita perlu ingat, seberapa efektifkah belajar melalui daring/online itu ? Kita tahu infrastruktur telekomunikasi belum merata dan jaringannya masih dianggap kurang mendukung, maka yang terjadi di lapangan, sering kesulitan mengakses internet. Sehingga banyak waktu yang terbuang percuma.

Belum lagi, mulai merebaknya perasaan bosan di rumah terus. Kebosanan ini terbit ke permukaan, disebabkan beberapa faktor. Faktor yang utama adalah soal pemahaman. Meskipun _gadget-nya_ mudah digunakan, namun interaksi secara nyata dan langsung, terasa berbeda. Mereka merasa ada penyekat, berupa ruang dan waktu. Belum lagi, tidak adanya kesepakatan bersama yang dipatuhi. Tidak banyak guru, yang mampu "memaksa" siswanya untuk berdisplin, seperti saat kelas berbasis  video conference. Karena siswa bisa punya banyak dalih. Dari baterai habis, sinyalnya tak ada, ponsel  error sampai ponsel dipinjam orang tuanya. Tentu hal ini berdampak pada proses penyerapan dan pengertian pada siswa. 

Baca juga :

Faktor berikutnya adalah keluarga. Banyak anak yang curhat, saat belajar bersama ortu atau anggota keluarga lainnya, mengalami ketertekanan. Ketertekanan timbul, karena setiap ada hal yang kurang dipahami malah mendapat marah, bukan diajari supaya bisa. Jika tidak begini, yang terbit adalah perkataan seperti ini, "Wah, ayah tak tahu. Coba cari saja di  search engine !" Akibatnya gerutuan lantas mengemuka, macam, "La Google kan bukan manusia. Dia hanya mesin. Meski terlihat seperti bank data. Dia tak punya emosi, tak punya ekspresi."

Faktor ketiga, ini berhubungan dengan faktor yang kedua tadi. Si anak merasa tidak punya teman yang seperti biasanya. Anak merasa temannya hanyalah hape, kalau tidak itu, ya laptop. Anak merasa pula seperti robot. Anak merasa kebahagiaan dan waktunya terenggut. Perjumpaan dengan teman-teman "sebenarnya", tidak ada. Padahal ini sesuatu yang menyenangkan. Dengan teman, bisa berbagi banyak hal. Ngobrol, bermain, bahkan makan bersama. Faktor sosialisasi dengan teman sekolah serta dunia sekolahnya terganggu

Hal-hal inilah yang menyebabkan kekhawatiran. Kekhawatiran akan timbulnya _lost generation_. Anak-anak kelak mungkin kesulitan untuk peduli pada sekitarnya (hingga NIHIL empati). Dan tak punya bekal yang cukup untuk mengarungi kehidupan. Jika ini terjadi, jelas peradaban bangsa kita ke depan akan runtuh. Nama bangsa kita, tinggal menjadi "puing-puing" masa lalu. Sesuatu yang sungguh tidak kita harapkan.

Untuk itulah, jika memang PJJ alias Pembelajaran Jarak Jauh untuk tahun ajaran baru tetap diberlakukan, maka diperlukan langkah-langkah yang strategis dan tepat sasaran. Sehingga kegiatan belajar mengajar (KBM) tetap terasa menyenangkan bagi peserta didik. Dan dapat dipadu dengan sistem _blended learning_ tiap bulan, bila memungkinkan. Biar pembelajaran tersebut, tidak terlalu bikin jenuh.


Pontianak, 12 Juli 2021


Attention, please: All advertisements on this site are entirely from the service of the ad provider, if there are advertisements that are not polite or not pleasing to be displayed then it is beyond our control, Please be treated wisely. Please Read Privacy Policy

Beri Komentar Tutup comment

Disqus Comments