Pendidikan merupakan pintu utama untuk melihat hari esok karena dengan berbekal pendidikan pula anak-anak Indonesia dapat membangun peradaban besar bagi negeri ini dan dengan pendidikan pula sebuah bangsa dapat berjalan selaras dengan negara-negara maju lainnya dan dengan pendidikan pula Negeri ini tidak akan terkikis dari sejarah umat manusia dan dunia.
Assalamu'alaikum sahabat IG,
Menyinggung tentang pembukaan Undang-Undang Dasar tentang mencerdaskan kehidupan bangsa, pasal 31 dikatakan setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Tetapi apa yang terjadi menurut UNESCO Indonesia berada di posisi ke-69 dari 127 Negara dalam Education development index karena setiap tahun angka putus sekolah di Indonesia yaitu 1,5 juta anak. Penyebab utamanya adalah tingginya biaya pendidikan, disisi lain di Indonesia juga didepan mata kita ada TK yang biaya masuk nya saja 12 juta bahkan ada TK bertaraf internasional denagn biaya masuknya $15.000 US Dollar atau sekitar Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah) kalau dibandingkan dengan UMP provinsi DKI Jakarta seorang buruh pabrik perlu puasa enam puluh dua setengah bulan baru bisa sekolahin anaknya ke TK tersebut.
Kata sebagian orang “Semua itu kembali kepada kondisi keuangan kita dan jangan asal pilih” Pada sebagian lainnya mengatakan “meskipun kantong kita tebal tetapi pendapatan kita tidak boleh mematikan pendapat anak, tanyakan kepada anak kita … ingin sekolah di mana dan apakah kamu nyaman jika bersekolah disana ?”
Dan sekolah berlabel apapun Nasional atau Internasional, Negeri atau Swasta, Umum atau Agama ingat satu hal bahwa sesekali jangan pernah lupa dengan kesejatian diri bangsa. Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani,
yang berarti “Di Depan, Seorang Pendidik harus memberi Teladan atau Contoh Tindakan Yang Baik, Di tengah atau di antara Murid, Guru harus menciptakan prakarsa dan ide, Dari belakang Seorang Guru harus Memberikan dorongan dan Arahan.”
Di sekolah manapun dan berlabel apapun Nasional atau Internasional, Negeri atau Swasta, Umum atau Agama pendidikan tetaplah pendidikan yang sejatinya adalah sebuah keharusan yang tidak dapat dilepas dari kehidupan setiap manusia modern.
Melangitnya pendidikan, munculnya kata mahal maka berarti lahir pula kata miskin. Seorang penyair Indonesia (Joko Pinurbo) dengan menarik membahas pendidikan yang diangkat dalam sebuah karya syair indah yang isinya seperti berikut ini :
Mengapa bulan di jendela makin lama makin redup sinarnya
Karena kehabisan minyak dan energi
Mimpi semakin mahal hari esok semakin tak terbeli
Di bawah jendela bocah itu sedang suntuk belajar matematika
Ia menangis tanpa suara
Butiran peluh mengalir dari kelopak matanya
Bapaknya belum mendapatkan uang untuk biaya sekolah
Sedang sang ibu terbaring sakit di rumahnya
Malu pada guru dan teman-temannya
Coba ia serahkan tubuhnya ke tiang gantungan
Ibu dengan cinta terlonjak bangkit dari sakitnya
Diraihnya tubuh kecil itu dan didekapnya
Berilah kami rejeki pada hari ini Tuhan dan
Ampunilah kemiskinan kami.
Puisi itu menyiratkan satu hal … bahwa pendidikan yang paling utama dan yang bisa menyelamatkan anak adalah orang tuanya. Karena amanah cinta dari sang amanah bahwa orang tua adalah sekolah bagi anak-anaknya. Kata kunci terakhir sesuai dengan buku Hillary Rodham Clinton yang diambil dari pepatah Afrika It Takes a Village: And Other Lessons Children Teach Us yang berarti Kita membutuhkan banyak orang untuk membesarkan seorang anak.
Pendidikan adalah dasar dari seluruh ilmu pengetahuan dengan adab yang sebagai pondasinya. Mahalnya pendidikan bukan sebagai halangan untuk menuntaskan wajib belajar 12 tahun di Negeri ini, harapan sebagian orang kepada pemegang kebijakan diatas sana, agar Negeri ini menjalankan amanat Undang Undang Dasar 1945 pasal 31.
Beri Komentar Tutup comment