Ayahku pernah memberi nasihat seperti ini, “Find a job you love and you’ll never have to work a day in your life." Kalimat ini yang sering diucapak sang inspiratorku. Kalimat yang sampai detik ini menjadi sebuah pembakar semangat yaa.. walaupun beliau sudah tidak bersama dengan kami anak-anaknya. Dongeng yang dulu ia bacakan saat aku beranjak tidur seakan menjadi alat hipnotis terampuh dan membuatku menjadi seperti saat ini. Ayah bukan sekedar gambaran dari sosok yang memberi ketulusan hatinya bagi kita saja tetapi beliau juga menjadi sang inspirator yang telah mengubahku menjadi manusia.
Assalamu'alaikum sahabat IG,
Ayah,... Kata ini mengingatkanku akan masa-masa dimana aku menjadi seorang yang paling dimanja. Kata itu pula yang telah membuat aku selalu membayangkan wajahnya saat peluh mengalir seusai mencari nafkah bagi keluarganya. Beliau hanya berpesan, "jika sebuah keinginan dijadikan kebutuhan maka sungguh tidak ada satupun manusia yang mampu bertahan hidup." Jujur saja untuk mengartikan pesan dari beliau ini membutuhkan waktu berminggu-minggu, yaaa... dan akhirnya sampai pada satu kesimpulan yang sangat umum :) lalu aku membuat sebuah konsep tentang kebutuhan dan keinginan seperti tabel dibawah ini
@ | Kebutuhan | Keinginan |
---|---|---|
Sifat | Objektif/ perlu/ mengikat | Subjektif/ tidak harus |
Dampak yang diinginkan | Manfaat | Kepuasan |
Yang dijadikan tolok ukur | Fungsi | Selera |
Dari tabel diatas jelas...jika antara sifat, dampak dan tolok ukur dari keinginan dan kebutuhan sangat jauh berbeda. Analoginya seperti ini :
Ibarat kita masuk di swalayan dan sudah memiliki rencana untuk membeli sepatu (sebagai kebutuhan) dan...saat jalan-jalan mencari sepatu tetiba ini mata melirik satu unit televisi yang lagi promo dan diskon lagi, kira-kira siapa yang tidak tertarik ? Karena merasa membawa uang lebih akhirnya pulang dengan membawa sepasang sepatu serta satu unit televisi. Maaf ya silahkan diterjemahkan sendiri, 😁😀😁😀 aaahh ayahku sudah tuapun masih memaksaku untuk berfikir, tapi ya sudahlaah yang terpenting saat ini tali ketulusan yang pernah tersambung menjadi bagian dari kisah perjalanan hidupku.
Sebenarnya ada pelajaran yang bisa aku ambil dari perjalanannya, antara lain :
- Ayah selalu mengerjakan pekerjaannya tanpa mengeluh. Disitulah ayah mengajarkan kita untuk tidak mengeluh saat mengerjakan apapun juga.
- Seharian bekerja, ayah tetap bersyukur dan tersenyum saat bertemu dengan keluarga malam harinya. Ayah mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan senyum.
- Ayah bisa saja mengomel, menggerutu karena lelah bekerja, tapi ayah selalu memilih bahagia.
- Sekalipun anaknya nakal, seorang ayah selalu memaafkan. Ayah mengajarkan kita untuk menjadi pemaaf juga.
- Ayah tidak akan lupa hari ulang tahun anaknya. Walaupun bekerja, ayah memilih langsung pulang karena waktu keluarga tidak bisa dinilai dengan uang.
- Ayah selalu sabar menghadapi ibu yang terkadang cerewet. Ayah mengajarkan bahwa kesabaran itu kebaikan.
- Seperti ayah memberikan segala yang terbaik untuk keluarga dengan bekerja keras, ayah ingin anaknya melakukan yang terbaik jika menginginkan sesuatu.
- Sesibuk apapun ayah, dia tidak pernah menomorduakan keluarga. Karena itulah, ayah mengingatkan bahwa aku selalu punya tempat penting dalam keluarga.
Baca Juga
Menembus Dinding Takdir
Samakah aku dengan anak-anak seusiaku ?
Tertawa lepas bahagia seperti halnya mereka
Berlarian girang tak ada keperihan
Memiliki banyak hal yang bagiku hanya sebuah mimpi
Merengek manja adalah senjata mereka yang tak tertandingi
Sedikit ingin dan segalanya akan datang menghampiri
Bagai negeri dongeng, perumpamaan mereka bagiku
Samakah aku dengan mereka anak-anak itu ?
Kedatanganku tak berselang lama, saat mereka lahir
Tanganku sama besar dengan tangan mereka
Terkadang aku mendapatkan nilai lebih tanda aku lebih pandai
Bolehkah juga senjata itu aku punya?
Tangisanku tetap hanya berarti tangisan
Tak mendatangkan sosok hebat penuh solusi
Tidak ada mainan hadir merayu tangisku agar hentiTangisanku tetap tangisan yang semakin keras
Aku berbeda dan…. mengapa?
Bergegas lebih pagi dari kokok ayam
Teramat awal dibanding matahari yang masih enggan bersinar
Banyak raga bermalas-malasan merajut mimpi dalam ingatan semu
Takkan dilakukan, terjebak hal sama demi kami anaknya
Ragamu telah lebih panas dari besi yang meleleh
Banyak beban yang telah kau minta untuk diringankan
Panas Hujan terkadang membuat langkah kakimu hampir tumbang
Teringat tangisku semalam membuat kau tegak tak tergoyahkan
Mendengarkan kisah-kisah berpetuah
Kata-bijak dari bibir tua rentah
Kerinduan membuncah ketika mata tak saling menatap
Apakah aku berbeda dengan mereka ?
Terima kasih ayahku sudah menjadi sahabatku dan menjadi pelindungku, terima kasih ayahku telah memberiku nasihat serta membimbingku, terima kasih juga untuk segala lelah yang kau abdikan pada kami.
To the world, you may be just one person. But to me, you are the world.
Beri Komentar Tutup comment