INFO GHAZI

Datanglah jika Ibu Memanggilmu!!!


Ayah dan pesan terakhirnya adalah wasiat yang mungkin tidak bisa dilupakan, karena pesan yang dia (ayah) sampaikan adalah senjata utama untuk menghantarkan anak-anaknya ke surganya Allah.

Assalamu'alaikum sahabat IG

Hari ini, 24 September 2019 - 8 (delapan) tahun lalu seorang anak datang kerumah mas IG sambil membawa sebuah amplop ukuran kecil dan menyodorkan ke mas IG, setelah dibuka ternyata isinya adalah selembar surat yang ditulis tangan dan telah ditandatangani. Bagian bawah surat itu bertuliskan "Bacakan surat ini jika Aji sudah berumur 15 tahun." Sebuah surat yang selama delapan tahun aku simpan dengan sangat aman dan terjaga kerahasiaannya, dan hari ini mas IG harus membacakan surat ini pada anak kecil yang saat itu masih berumur 7 (tujuh ) tahun.

Demi menjalankan amanat dari kawan mas IG itu, akhirnya pagi tadi akupun mengambil cuti yang kelima di tahun 2019 ini. Setelah mendatangi alamat si anak dari kawan mas IG itu (Aji) ternyata telah pindah ke alamat yang baru, IGpun mencoba tanya tetangga sebelah rumah si Aji, harapan IG tetangganya mengetahui alamat barunya Aji. Dugaan IG benar tetangga Aji ternyata tahu alamat baru si Aji yang sudah pindah dua tahun yang lalu. IGpun segera mencatat alamatnya menggunakan ponsel dan sesegera mungkin menuju alamat si Aji yang baru.

Sesampainya disana IG ucapkan salam, keluarlah seorang ibu yang sama sekali IG tidak kenal, "Assalamu'alaikum ibu.." sapa IG pada ibu itu. "wa'alaikumsalam pak..." jawab sang ibu. Apakah benar ini kediaman anak yang bernama Muhammad Aji Ismunardi ?" Tanya IG. "iya benar pak... bapak siapa dan ada keperluan apa mencari putra saya ?" sahut sang ibu. Setelah lama menatap wajah sang ibu... pelan-pelan IG menjadi ingat akan wanita yang sedang berdiri didepan dengan jarak 2 meter ini. "ibu tidak ingat dengan saya ? saya kawan dari Rian Ismunardi  (Alm)" Ucapku seraya berharap ibu ini mengingatnya. setelah sejenak terdiam sambil menatapku si ibu inipun mengatakan "njenengan mas Emo ya...." (panggilan sehari-hari dirumah bagi mas IG.) "iya, benar..." kataku dengan perasaan lega. IGpun disilahkan masuk, kami berduapun mengobrol sambil menunggu kedatangan Aji.

Mas IG membuka pembicaraan dengan memberikan surat delapan tahun yang lalu pada si ibu. Ibu dari Aji membaca isi surat, perlahan IG lihat dia meneteskan air mata dan membasahi selembar surat yang berusia delapan tahun itu. "Surat itu ditipkan ke saya delapan tahun yang lalu, Aji sendiri yang mengantarkan kerumah" kata IG pada si ibu yang masih membaca surat itu. Mas IGpun tidak tahu bagaimana dan kapan tepatnya surat itu ditulis sampai sang istri (ibu dari Aji) tidak mengetahuinya. Tetapi IG tidak ingin dan tidak perlu tahu akan hal itu, tujuan IG hanya menyampaikan amanat dari Almarhum untuk membacakan isi surat dari Ayah.

Kurang lebih 5 atau 10 menit berlalu IGpun mengajak si ibu untuk duduk dan menunggu Aji di teras rumah, yaaa...untuk mencegah fitnah dari tetangga saja. Sesaat setelah Shalat Dhuhur si Aji pulang dengan sepeda ontel. "Assalamu'alaikum..." sapa Aji. "Wa'alaikumsalam..." balasku dan si ibu. "Aji....duduk sini sayang" kata si ibu pada putranya. Si ibupun menceritakan semuanya kepada Aji. Aji hanya mendengar dengan tertunduk kepalanya, seakan menahan emosi yang sudah lama ingin dia luapkan. Benarlah, si Ajipun meluapkan emosinya dengan menangis saat terkenang Ayahnya dan diapun mengingat IG yang menerima surat darinya. Setelah mendengar cerita dari sang ibu, Ajipun mengambil surat dari tangan sang ibu dan memberikan lembaran itu ke IG sambil berkata "Bacakan pak de, bacakan dan tuntaskan amanat ayah!!!"

IG membacakan surat itu sambil menatap si Aji yang sedang tersedu dengan air matanya. Setelah selesai membacanya, IG melipat kembali surat dan memasukkan kedalam amplop lalu menyerahkan pada Aji sambil berkata "Aji...Ingat ini ya...!!! Ayah adalah seseorang yang sangat besar harapannya pada Aji, tidak pernah ada didalam pikiran  ayah untuk menelantarkan Aji....Ayah tidak ingin melihat dan merasakan anaknya menderita, kesusahan dan terlebih lagi kekurangan. Dan salah satu dari keinginan ayah adalah untuk menjadikan Aji sebagai manusia yang berakhlaq mulia dan mampu menjaga ibu, menyayangi ibu serta memuliakan ibu. Sekolah, belajarlah dengan tekun!!! Karena Aji adalah tumpuan keluarga yang menjadi harapan dari Ayah dan terlebih lagi bagi ibu" Aji menjawab dengan suara yang lirih... "iya, pak de.."  "Dan ingat ini Aji!!!  Jangan sesekali memalingkan wajah ataupun menatapnya ketika ibu sedang berbicara tetapi tundukkan kepalamu saat ibumu memberi nasihat dan memarahimu. Karena bakti seorang anak pada ibu bukan saja tercatat pada doa seorang anak pada orangtuanya, bukan juga harta yang diberikan anak bagi ayah/ibunya tetapi rasa hormat yang kau tunjukkan adalah bukti pengabdianmu pada ibu yang telah melahirkanmu."  "iya pak de, Aji akan menjalankan nasihat pak de dan melaksanakan amanat Ayah yang sudah ditulis ayah" kata Aji.

Baca Juga

Jam sudah menunjukkan pukul 14.00WIB IGpun berpamitan untuk pulang, dan berjanji akan mengurus semua tabungan pendidikan sang ayah yang diperuntukkan bagi putra semata wayangnya.

Mohon maaf mas IG tidak bisa menuliskan isi surat itu disini, tetapi kalimat dibawah ini adalah bagian dari isi surat dari Rian kawan IG.

Datanglah jika ibu memanggilmu hari ini!!!
Karena esok ibu (mu) mungkin tidak akan memanggil lagi.


Attention, please: All advertisements on this site are entirely from the service of the ad provider, if there are advertisements that are not polite or not pleasing to be displayed then it is beyond our control, Please be treated wisely. Please Read Privacy Policy

Beri Komentar Tutup comment

Disqus Comments