Tidak sengaja saat jelajahi si google mas IG menemukan sebuah tulisan (berita) yang bagi mas IG merupakan tindakan yang memerlukan pembinaan khusus baik bagi orang tua murid ataupun guru.
Tulisan tersebut ada disini http://www.tutwuri.id/2019/07/23/tiga-orang-siswa-alami-tindak-kekerasan-begini-tanggapan-dispendik/amp/
Assalamualaikum sahabat pendidik,
Anak-anak sejatinya adalah kertas putih yang bersih jika didalamnya diberi goresan sedikit saja maka ketika dihapus akan tetap meninggalkan bekas yang mungkin saja tidak dapat dihilangkan. Anak-anak sudah semestinya menerima perlakuan yang menyenangkan, mereka yang seharusnya juga mengalami masa-masa keceriaan. Masa-masa dimana tidak dapat mereka temukan kembali saat mereka dewasa, masa-masa yang hanya menjadi kenangan ketika mereka beranjak meninggalkan masa anak-anak. Baik tidaknya perilaku mereka ... ada pada perlakuan kita pada mereka. Ketika kita bertindak kasar baik ucapan ataupun fisik maka akan terekam sampai mereka dewasa kelak. Mereka akan menganggap diri mereka sebagaimana yang mereka dengar dari ucapan kita dan keker4san fisik yang mereka terima akan menjadi momok yang menghantui sepanjang jalan hidup mereka. Ingin rasanya mas IG membahas hal ini. Untuk itu ayooo kita bahas!!!
Menjadi seorang guru (tenaga pendidik) adalah sebuah perjalanan yang dipenuhi dengan tantangan. Tantangan yang berarti sebuah tanggung jawab untuk membina, membimbing serta mendidik mereka yang disebut siswa/siswi. Banyak hal yang sudah terekam baik berupa tulisan ataupun visual tentang keadaan pendidikan di negeri ini. Tentang keker4san Guru terhadap siswa/siswinya atau mungkin keker4san dari murid pada gurunya dan bisa jadi wali murid kepada gurunya. Itulah potret pendidikan yang selama ini menjadi tontonan gratis bagi kita semua.
Baik orang tua siswa/i ataupun bapak/ ibu guru sudah merupakan keharusan untuk memahami karakter anak-anak yang dihadapinya karena ini adalah modal pertama dan utama. Anak-anak adalah gambaran diri dari orang tuanya yang tidak akan pernah lepas, maka ketika seorang anak berbuat satu kesalahan sebaiknya orang tua juga koreksi diri. Mungkin pepatah "BUAH JATUH TIDAK JAUH DARI POHONNYA" adalah tepat untuk menggambarkan perilaku seorang anak. Begitupun dengan seorang guru (tenaga pendidik) yang notabennya adalah pendidik, pembimbing bagi siswa/i-nya. Memang memahami karakter seluruh anak didik bukanlah pekerjaan yang mudah tetapi tidak sulit juga untuk menjadi sahabat mereka bukan ??? Tugas seorang guru tidak terbatas hanya pada seragam dan menjaga wibawa saja, seorang guru tidak hanya memberi tugas dan nilai semata-mata hanya untuk menggugurkan tugas dan kewajibannya. Jauh melampaui itu semua, tugas seorang guru untuk menciptakan siswa/i yang berakhlak mulia. Karena pandai atau tidaknya seorang siswa bukan...bagaimana cepatnya dia menyerap materi pembelajaran tetapi bergantung pada akhlak siswa/i itu sendiri. Dan ini tidak akan tercipta ketika tidak ada kerjasama anatra orang tua siswa/i dengan gurunya di sekolah.
Antara Penghargaan dan Hukuman di Sekolah
Efek jerah adalah salah satu metode kiasan yang digunakan untuk memberikan hukuman bagi siswa/i di sekolah. Emosi yang bercampur dalam diri seorang guru tidak bisa disangkal terkadang membuahkan keker4san fisik bagi siswa/i-nya. Entah karena siswa/i-nya berlaku tidak sopan, tidak mengerjakan tugas atau melawan bapak/ ibu gurunya. Apakah dibenarkan ??? Menggunakan keker4san fisik boleh-boleh saja tetapi dengan catatan tidak melukai si anak. Bukankah masih banyak hukuman yang dapat diterapkan selain keker4san fisik ??? Seperti menghafal salah satu surah dalam Al Quran, lari keliling lapangan, membaca cerita di depan kelas, dan lain sebagainya. Masih banyak hukuman yang mendidik dan dapat mengarahkan anak-anak kearah yang lebih baik. Seorang guru jangan hanya mengingat hukuman ketika seorang anak berbuat salah!!! Tetapi berikan juga sebuah penghargaan pada mereka jika ada perbuatan mereka yang baik atau penghargaan bagi mereka yang berprestasi (minimal) di kelas. Karena bentuk penghargaan sekecil apapun itu akan membuat anak-anak merasa jika mereka telah berbuat sesuatu yang membanggakan dan bukan tidak mungkin mereka akan semakin semangat untuk terus melakukan hal yang sama dan bahkan lebih ditingkatkan.
Bagi Orang Tua
Saat orang tua mendapatkan keluh kesah anak-anak karena dihukum di sekolah, dimarahi gurunya atau di cubit gurunya... tidak sepatutnya sebagai orang tua yang menjadi teladan lantas melabrak si guru tanpa menanyakan duduk persoalannya. Silahkan berpedoman pada Undang-undang perlindungan anak karena undang-undang itu dibuat untuk melindungi seluruh hak anak tetapi tidak untuk dijadikan senjata untuk menghakimi seorang guru. Ada beberapa hal yang harus dipahami orang tua siswa untuk siap menyekolahkan putra/ putrinya, diantaranya :
- Mempercayakan pendidikannya bagi sekolah selama tidak melanggar norma agama dan hukum negara
- Taat pada peraturan yang dibuat oleh sekolah. Karena sejatinya aturan dibuat untuk menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman bagi proses pembelajaran di sekolah.
- Bersama bapak/ ibu gurunya saling berkomunikasi untuk memantau perkembangan putra/ putrinya
Kesabaran dan keikhlasan adalah sumber dari segala kesuksesan serang guru dan orang tua untuk menghantar putra/ putrinya menjadi pribadi yang tangguh, cerdas dan berjiwa besar di masa depan nanti. Kenali mereka maka mereka akan sayang, ungkapan ini bukanlah sekedar kiasan. Jika kita memperlakukan anak-anak dengan penuh kasih sayang dan belajar untuk mengenali mereka lebih dalam serta memahami mereka seutuhnya maka mereka akan taat pada kita tanpa kita meminta. Kepolosan mereka adalah cermin kebahagian bagi orang tua dan kesuksesan mereka adalah harapan bagi seorang guru.
Beri Komentar Tutup comment