Dia Seorang Guru,... guru yang hebat. tidak sedikit prestasi serta penghargaan yang diraihnya baik tingkat provinsi maupun tingkat Nasional. Rendah hati, murah senyum dan selalu berbagi pengalaman dengan kawan seprofesinya adalah sebagian kecil dari kelebihan yang dia miliki. Dengan teman sejawat, dia sangat akrab. Dengan siswa, dia begitu dekat. Di tengah masyarakat dia menjadi panutan. Dia tak pernah jumawah dengan semua kelebihan yang dimilikinya. Karena dia tahu, jika yang ada pada dirinya datangnya dari Tuhan.
Assalamu'alaikum sahabat pendidik,
Profesinya sebagai guru, ya hanya seorang guru madrasah di kota Surabaya. Seorang yang bila sesaat kita pandangi terlihat sangat sederhana, jika dia tersenyum...senyumannya seperti memberi isyarat bagi kita dan seakan-akan berkata "senyumlah jika kau tidak dapat bersedekah dengan harta ataupun ilmu" Kisah pertemuan dengannya saat kita bersama-sama mengikuti kelas bahasa Inggris di Empire Hotel Surabaya. Usia masih muda, tetapi semangatnya untuk merubah pandangan masyarakat terhadap wajah pendidikan di Negeri ini luar biasa.
Malam terakhir menginap di hotel pada acara Engglish for Joyfull Learning itu kami sempat larut dalam diskusi panjang. Berbeda pandangan antara mas IG dengan dia adalah hal yang wajar. Konsekuensi dari diskusi ini adalah pertemanan yang masih terjalin sampai saat ini. Terkadang kitapun saling diskusi melalui media sosial (telegram). Jujur saja, mas IG senang dan bangga karena dapat berdiskusi dngannya karena keluasan ilmunya dan pandangan-pandangan hebatnya. Mas IG jadi dapat banyak ilmu darinya. Kami berencana akan membuka sebuah usaha yang bergerak dibidang jasa dan kamipun sepakat untuk tidak memungut biaya apapun dari usaha kami itu. Berlebihan jika disebut usaha karena kami berdua tidak ada tampang pengusaha. Begini rencananya, semoga dapat menjadi inspirasi bagi sahabat muda diluar sana ya.
Namanya Muhammad Guntur Prakoso, mas IG biasa memanggilnya pak Gugun. Perpustakaan gratis, iya kami memiliki rencana itu dan akan dibuka di Surabaya. Dengan dana yang pas-pasan kami patungan untuk sewa tempat yang akan dijadikan perpustakaan. Walau kami tahu jika operasional itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, ya...walau hanya sekedar untuk listrik dan air serta upah petugas kita masih bisa menyisihkan sedikit rezeki yang didapat. Baru rencana ....dan harapan mas IG ini terwujud. Setidaknya dapat memberi sedikit angin segar bagi anak-anak muda di kota ini agar lebih semangat dan rajin baca buku. Ya sudahlah kita tinggalkan rencana diatas, karena hari ini mas IG ingin bercerita tentang pak Gugun.
Karena itu, mas IGpun ingin menulis tentang dia dan berbagai kehebatannya. Itulah sebabnya maka Mas IG datang berkunjung ke rumahnya. Tapi setelah tersampaikan keinginan mas IG, apa jawabannya?
"Terima kasih sekali karena Bapak telah mempunyai keinginan untuk menulis tentang diri saya. Tapi mohon dengan sangat, Bapak jangan menuliskan hal-hal yang menurut Bapak merupakan kehebatan saya. Tulis saja kekurangan-kekurangan saya. Karena itu akan lebih saya sukai," katanya dengan serius
."Kenapa, Pak? Saya ingin menuliskan kehebatan-kehebatan Bapak dengan maksud untuk memberikan inspirasi dan motivasi kepada orang lain agar bisa menjadi orang hebat seperti Bapak," mas IG berusaha memberi penjelasan.
"Jangan, Pak! Itu tidak baik!" katanya.
"Kenapa, Pak?" saya benar-benar penasaran.
"Karena hal itu akan membuat saya sombong. Saya akan bisa merasa telah menjadi orang hebat. Padahal, kemampuan apa pun yang saya miliki, semata-mata merupakan karunia Tuhan yang setiap saat bisa Dia ambil kembali. Selain itu, biarlah setiap orang menjadi dirinya sendiri dengan berbagai potensi yang mereka miliki. Jangan paksakan mereka menjadi seperti orang lain, termasuk seperti saya. Lebih baik, Bapak tulis saja kekurangan-kekurangan saya. Itu akan membuat saya menyadari betapa tidak berartinya diri saya dan akan mendorong saya agar terus mau berbenah," katanya menjelaskan.
Mendengar penjelasan dari pak Gugun yang gamblang sontak mas IG merasakan jika orang ini adalah sosok yang memang layak disebut sebagai seorang yang berilmu. Bukan karena gelar dan profesinya, bukan karena penghargaan dan prestasinya tetapi karena kerendahan hatinya yang membuat mas IG semakin yakin akan keluasan ilmunya.
Baca Juga
Semakin berisi, padi semakin merunduk
Mas IG benar-benar kagum kepadanya. Meski sebenarnya dia itu orang hebat, tapi ternyata dia lebih suka rendah hati. Mas IG rasa, orang seperti dia, tak akan banyak jumlahnya. [*]
Beri Komentar Tutup comment