INFO GHAZI

Logika sang Penulis


Bagi sebagian orang menulis adalah kebutuhan. Bukan sebuah beban! Coba amati! Di keseharian mereka, setiap tugas yang dilaksanakan penulis, tak pernah lepas dari kegiatan tulis-menulis. Bukti tertulisnya juga tak boleh diabaikan. Untuk itu, agar seorang penulis mampu membuat tulisannya dengan baik, penulis perlu memiliki kemampuan menulis yang memadai. Tanpa memiliki kemampuan menulis yang memadai, jelas penulis tak akan mampu membuat tulisan yang menarik.

Assalamu'alaikum sahabat penulis,
Kemampuan menulis bukan sekadar bisa menuangkan kata-kata maupun kalimat dalam bentuk tulisan. Namun setiap tulisan yang dibuat penulis harusnya benar-benar menggambarkan logika berpikir yang benar tetapi tidak mengesampingkan unsur estetika. Bagi penulis kegiatan menulis sebagai salah satu kebutuhan yang penting. Dengan demikian tentu saja seorang penulis akan selalu berusaha untuk mempelajari dan memahami tentang bagaimana membuat tulisan yang baik dan benar, rajin membuat tulisan dan selalu mengasah kemampuan menulisnya.

Jika setiap penulis telah benar-benar menjadikan kegiatan menulis sebagai kebutuhannya, maka setiap saat hal itu sangat diperlukan, Karena bagi penulis, menulis adalah kebutuhan. Penulis menghasilkan karya berupa tulisan sebagai bentuk warisan abadi. Tidaklah cukup seorang penulis mendapatkan inspirasi dari petualangan imajinasinya, terkadang juga menitikberatkan pada suasana hatinya. Menulis itu candu, bukan sekedar karena biasa atau terbiasa atau pekerjaan yang ringan atau mungkin juga kegiatan yang asal-asalan yang buang-buang waktu. Yaa...menulis itu candu bagi penulis yang imajinatif dan cerdas, karena dengan menulis selain kita dapat mengikat ilmu dapat juga menyebarkan ilmu. Penulis memang manusia cerdas yang inspiratif, mereka adalah pecandu kata-kata dan pengrajin frasa.

Ketika seorang penulis menjadi seorang yang genius, itu mungkin hal yang biasa saja. Ilmuwan sekalipun menuliskan temuan mereka dalam bentuk naskah, rumus, esai, dll. Ilmuwan melakukan percobaan dengan bermodalkan ilmu, kreativitas, serta inovasi dan itu untuk kemajuan keilmuan juga. Tidak ada bedanya dengan seorang penulis, mereka merupakan raga yang bebas, memiliki jiwa yang selalu bahagia, setiap kalimat yang mereka buat adalah buah dari pemikiran sendiri. Didalam keseharian, mereka menulis. Dalam segala pemikiran, mereka menulis. Disetiap gagasan, mereka menulis. Bahkan sampai ribuan karya yang terlahirpun, mereka tetap saja menulis. Karena mereka bahagia dengan menulis.

Menulis adalah kegiatan untuk berpetualang, yang mana sang petualang adalah penulis itu sendiri, mereka berpetualang menyusuri imajinasi yang hadir didalam pemikiran mereka. Bagi mereka kegiatan menulis bukan saja membawa kebahagiaan dan manfaat tetapi juga memberikan kepuasan batin. Perjalanan adalah kegembiraan, cerita dan kisah serta kenangan. Agar semua itu tidak berlalu dengan cepat, hilang dan menghilang maka ditulislah sebagai sebuah karya tulis untuk disimpan sebagai catatan pribadi ataukah dipublikasikan sebagai sebuah ilmu.

Menulis bukan saja catatan sebuah karya yang tersusun oleh kata per kata atau kalimat per kalimat, tetapi penulis yang menulis, mereka berkarya dengan hati dan cinta, dengan tulus dan ikhlas karena itu adalah modal awal dari seorang penulis. Apalah arti dari pemikiran seorang penulis jika tanpa hati dan cinta, tulus dan ikhlas. Jelas!!! Tanpa itu semua, tidak akan tercipta karya tulis yang indah, yang memberikan kecintaan bagi penikmat karya tulis.

Sebuah tulisan adalah gambaran dari penulisnya, ya...tulisan itu sejatinya cermin dari kepribadian sang penulis. Berangkat dari buah pemikiran yang abstrak yang sedikitpun tidak terjamah oleh indra kita. Tetapi mereka para penikmat tulisan menerjemahkan sebuah tulisan dengan hati dan logika mereka. Inilah hubungan erat antara penulis dan pembaca. Ikatan diantara mereka berdua sungguh tidak akan terlepas, bahkan mungkin juga tidak bisa dilepas.

Penulis adalah manusia yang tidak pernah puas dan selalu membuka diri untuk koreksi dan saran karena penulis yang cerdas akan selalu menata dan memperbaiki gaya penulisannya. Setiap gaya penulisan dari penulis memang tidak sama, karena menulis gambaran jiwa si penulis maka berbeda juga gaya penulisannya. Tulisan yang dihasilkan hanya sebuah sudut pandang sederhana, terlebih lagi bagi seorang pemula, yaaa... walaupun tulisan kita tidak bagus-bagus amat tetapi tidak jelek-jelek banget. Karena sebuah tulisan hanya memiliki 2 (dua) tujuan, yaitu kepuasan batin bagi si penulis karena karya yang dihasilkan diminati pembaca serta mendapatkan ilmu melalui sebuah tulisan bagi pembaca setianya.

Menulis adalah kegiatan untuk keabadian. Mustahil seorang penulis membuat sebuah tulisan tanpa pengalaman kehidupan yang dilaluinya. Dengan pengalaman kehidupan itulah seorang penulis akan menjadi lebih matang untuk menghasilkan sebuah karya. Jika sang jutawan dapat mewariskan harta kekayaannya maka tidak bagi seorang penulis, seorang penulis hanya mampu mewariskan selembar kertas dari hasil buah pemikiran murninya.

Sungguh!!! Jangan jadi penulis jika hanya sekedar menulis tanpa pengalaman kehidupan, tanpa hati dan cinta terlebih lagi tanpa keikhlasan. Jangan jadi penulis!!! Karena penulis tidak memiliki kekayaan seperti para pengusaha pertambangan atau pemilik swalayan.

Silahkan jadi penulis jika memiliki itu semua, karena kebahagian bukan hanya datang dari warisan harta berlimpah tetapi dari ikatan ilmu dalam sebuah karya tulis.[*]

Baca Juga


Attention, please: All advertisements on this site are entirely from the service of the ad provider, if there are advertisements that are not polite or not pleasing to be displayed then it is beyond our control, Please be treated wisely. Please Read Privacy Policy

Beri Komentar Tutup comment

Disqus Comments