INFO GHAZI

Anak Membantah, Atasi dengan Cara Ini!!!


Saat anak membantah abun (ayah bunda) dengan suara yang tinggi, apakah abun memarahinya bahkan sampai memukulnya ??? Lalu apa ya yang menyebabkan anak membantah setiap omongan kita ??? Bagaimana cara mengatasinya ??? Yuk kita bahas ya abun.

Assalamu'alaikum sahabat anak,
James Lehman, MSW, pakar parenting dari Boston, AS mengatakan "anak membantah setiap apa yang kita omongkan sebetulnya adalah hal yang wajar, membantah berasal dari rasa tidak berdaya dan frustasi ketika mendapat penolakan atas apa yang anak-anak inginkan. Itulah sebabnya mereka membantah orang tuanya" Masih menurut James Lehman "Penting bagi orang tua untuk membedakan anatara MEMBANTAH dan PELECEHAN VERBAL."

Selama anak-anak saat membantah orang tuanya tidak menggunakan kata-kata yang kasar maka itu hal yang wajar, lain halnya dengan bantahan yang disertai dengan kata-kata kasar, inilah yang dinamakan PELECEHAN VERBAL. Ini adalah perilaku negatif yang memang harus ditangani secara serius.

Penyebab anak-anak suka membantah karena sedang mencari pengalaman sekaligus belajar berhipotesis (berargumen). Otak anak usia ini memang berkembang pesat dan pengetahuan yang dimilikinya juga sudah cukup banyak. Jadi, dia mau mengaplikasikan semua teori yang diterimanya. Cara anak-anak menganalisis sesuatu juga sudah mulai berjalan. Misalnya, kok, di sana boleh melakukan hal ini dan di sini tidak boleh? Ia mulai membanding bandingkan sesuatu berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.

Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi anak-anak yang suka membantah:
1. Periksa Diri Kita Sendiri
Bila anak-anak terus-menerus membantah, cobalah untuk memeriksa diri kita sendiri, terutama cara kita berinteraksi dengan si kecil. Erik A. Fisher, Ph.D., LLC., psikolog klinis di Atlanta, AS, mengatakan bahwa sering kali orang tua tidak menyadari bahwa mereka menggunakan nada sarkastik atau tidak sopan saat berinteraksi dengan anaknya. Cara itulah yang dipelajari anak-anak dari orang tuanya. Erik menyarankan agar orang tua coba merekam suara mereka saat bicara dengan anaknya dan mendengarkannya di waktu terpisah sebagai bahan evaluasi.

2. Jadi Teladan bagi Anak
“Anak-anak belajar dengan meniru apa yang mereka lihat, terutama di rumah,” ujar Gail Gross, Ph.D., Ed.D., psikolog keluarga di Houston, Texas, AS. Maka, sangat penting untuk mencontohkan hal baik padanya. Bila anak-anak mendengarkan kita menggunakan nada yang tidak hormat dan pilihan kata yang tidak baik saat mengobrol bersama pasangan atau orang lain, ia bisa saja menirunya.

3. Ajari Dia untuk Bergantian
Ketimbang terlibat dalam perdebatan, ada baiknya kita mengajarkan anak-anak untuk berbicara dengan bergantian. Beritahu padanya agar abun menyelesaikan kalimatnya dulu dan tidak menyela. Setelah itu, berikan waktu padanya untuk menyampaikan apa yang membuatnya tidak setuju. Kitapun harus mendengarkan dan menghargai gilirannya berbicara.

4. Latih Menyampaikan Emosi
"Diam, Bunda! Bunda  pergi saja!” Kalimat ini mungkin saja meluncur dari bibir si kecil saat membantah abun. Susah sekali untuk menekan emosi kita agar tidak terpancing saat mendengarnya. Namun, Dr. Jane Nelsen, terapis anak dan keluarga di California, AS, mengatakan, “Tindakan yang lebih bijaksana adalah mencoba mencari tahu apa yang mengganggu anak-anak kita, kemudian mengajarinya untuk mengungkapkan emosinya yang sulit dengan cara yang lebih dapat diterima."

Katakan padanya bahwa tidak masalah untuk mengatakan bahwa dia marah atau lelah, dan tidak ingin berbicara atau melakukan apa pun saat ini. Tapi memanggil nama, berteriak, atau menyuruh orang tua pergi adalah sesuatu yang tidak dapat diterima. Sampaikan padanya bahwa jika ia memang sedang kesal dan tidak ingin diganggu, kita harus berbesar hati memberikannya waktu. Cara ini akan melatih si kecil agar fokus menyampaikan emosinya ketimbang membantah.

5. Peringatan dan Konsekuensi
Amy Morin, LCSW, psikoterapis di Boston, AS, menyarankan untuk memberikan peringatan dengan logika “Jika…. Maka”. Misal, “Jika kamu tidak segera tidur, besok Mama tidak akan mengizinkan kamu main ponsel.” Peringatan ini bertujuan untuk mengubah perilakunya. Bila keesokan harinya ia tidak berubah, maka saatnya kita menegakkan konsekuensi yang sudah kita buat.

6. Apresiasi
Berikan apresiasi saat si kecil berhasil menunjukkan perkembangan dengan menunjukkan perilaku positif. Ini akan membuatnya merasa lebih baik dan menyadari bahwa kita juga memerhatikan hal positif darinya, bukan hanya hal negatif.

Baca Juga

Kesimpulan :
Jika anak sering membantah, tanyakan dulu mengapa ia melakukannya. Biarkan ia menjelaskan alasannya. Pada saat seperti ini, abun dan anak-anak  harus sama-sama berkepala dingin. Ajarkan pula pada anak bahwa berbeda pendapat itu sah-sah saja dan ia boleh saja mempertahankan pendapatnya. Tetapi lakukan dengan benar. Kalau ia melakukannya secara emosi, pasti hasilnya tidak benar.

Pertama, terimalah hal ini sebagai bagian dari tahapan perkembangan anak.
Kedua, kita harus sadar bahwa membantah bukan berarti anak tidak menghormati orang tuanya. Sebab, membantah bisa juga berarti menyatakan ketidaksetujuannya terhadap sesuatu. Hanya saja, anak belum tahu cara menyatakan ketidaksetujuannya secara tepat.


Attention, please: All advertisements on this site are entirely from the service of the ad provider, if there are advertisements that are not polite or not pleasing to be displayed then it is beyond our control, Please be treated wisely. Please Read Privacy Policy

Beri Komentar Tutup comment

Disqus Comments