Eileen Kennedy-Moore, PhD, psikolog anak dari New Jersey mengatakan "Pertemanan di masa prasekolah itu bisa lebih drama dari reality show di televisi karena anak usia 3-4 tahun masih berjuang dengan ego dan keinginan untuk memiliki teman baik"
Assalamu'alaikum sahabat anak,
Anak-anak merupakan makhluk Tuhan yang unik dan spesial, didalam diri mereka sudah dilengkapi dengan berbagai kecerdasan dan emosional yang kompleks. Sebagai orang tua, kita dapat membantu anak-anak kita untuk diarahkan agar dapat membangun hubungan sosial dan ikatan pertemanan yang sehat. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat kita ambil untuk mewujudkan pertemanan dan hubungan sosial yang sehat bagi anak-anak kita.- Bicara dari hati ke hati dengan anak-anak kita
- Mengajak anak-anak palydate
- Orang tua sebagai pelatih pertemanan
Dari tiga cara diatas kita bahas satu persatu yukk abun....
1. Bicara dari hati ke hati dengan anak-anak kita
Mengajak anak-anak kita untuk terlibat dalam diskusi tentang masalah emosi, seperti marah, sedih, dan kasih sayang. Ketika orang tua sering mengajak anak berdiskusi tentang emosi maka anak akan mampu mengelolah emosinya serta memvisualisasikan dan menangkap cara pandang orang lain sehingga dia lebih peduli dan pandai memperlakukan teman-temannya dengan baik.
2. Mengajak anak-anak palydate
Sebelum kita bahas tentang poin kedua ini, yuukk kita mengenal apa itu PLAYDATE.
Playdate adalah acara bermain bersama yang dihadiri oleh dua anak atau lebih. Istilah ini pertama kali dikenal dalam masyarakat di Amerika Serikat. Acara bermain bersama ini sudah diatur terlebih dahulu oleh orangtua anak-anak yang ikut. Anak-anak yang ikut akan belajar untuk berbaur dan berinteraksi bersama. Oke abun kita lanjutkan bahasannya yaa.
Belajar bersosialisasi adalah peluang anak untuk belajar saat bermain dengan teman-temannya sebaya. bagi anak-anak yang usia prasekolah sebaiknya jangan dipaksa untuk playdate dalam kelompok yang besar ya abun. Cukup hanya dengan meminta anak memilih satu atau dua temannya yang akan diajak untuk bermain bersama dan dengan durasi bermain yang tidak lama, agar anak-anak tidak kelelahan/ tidak nyaman yang akhirnya memicu persoalan baru.
3. Orang tua sebagai pelatih pertemanan
Saat bermain bersama, anak prasekolah mudah bersikap buruk kepada teman sebayanya, terutama saat temannya tak mau melakukan hal-hal sesuai keinginannya. Tak pelak, ia merasa dicurangi, tak digubris, juga menganggap temannya nakal sehingga patut dibenci. Saat hal itu terjadi, abun perlu menjadi pelatih pertemanan bagi mereka. Semangati anak dan temannya untuk berbagi peran dan mainan. Jika sampai terjadi kekerasan, ajak anak yang melakukan kekerasan memahami perasaan anak lain yang menjadi korban. Lalu, ajak ia meminta maaf. Alihkan perhatian mereka dengan mengajak makan snack (tentunya makanan yang sehat ya abun) bersama, dan abun akan melihat betapa anak prasekolah cepat berubah suasana emosi.
Sekarang kita lihat yuukk abun, bagaimana sebuah pertemanan dapat membantu perkembangan karakter anak. Satu hal yang tidak terbantahkan jika anak-anak belajar dan lebih suka meniru. Tetapi perlu diingat abun jika anak-anak juga belajar dari pertemanan (bukan hanya dari orang tua mereka). Teman adalah salah satu hal esensial dalam masa pertumbuhan anak-anak. Dari pertemanan, anak-anak belajar banyak hal tentang dirinya sendiri dan kehidupan sosial.
Ketika abun melihat anak-anak sedang bermain bersama teman-temannya dan terlihat biasa saja seperti tidak ada hal lain yang terjadi, abun benar. Karena disaat itulah anak-anak sedang belajar banyak hal untuk bekal pembentukan karakternya.
Masih dari Eileen Kennedy-Moore, Ph.D., psikolog dari New Jersey yang fokus pada pengasuhan dan perkembangan sosial serta emosional anak-anak membagikan informasi seputar apa saja yang dipelajari anak-anak dari pertemanan. Berikut ini ulasannya.
- Empati
- Pemecahan Masalah
- Saling Melindungi
- Self Esteem
1. Empati
Pertemanan mengajarkan anak-anak untuk bertindak melampaui kepentingan pribadi. Mereka perlu merespon kepentingan dan perasaan temannya yang lain. Hal ini sangat penting agar ia tetap memiliki teman dan diterima oleh temannya.
2. Pemecahan Masalah
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Missouri menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki persahabatan yang berkualitas tinggi akan lebih banyak menggunakan strategi dalam memecahkan masalah seperti membicarakan masalah dengan temannya. Artinya, pertemanan memberikan anak-anak kesempatan untuk melatihan keterampilannya dalam menyelesaikan masalah. Pertemanan juga memberikan mereka peluang untuk menyelesaikan perselisihan. Mereka dapat belajar bernegosiasi, berkompromi, mempersuasi, serta menerima, memaafkan, serta meminta maaf.
3. Saling Melindungi
Teman adalah seseorang yang ada di saat kita senang maupun sedih. Teman dapat membantu anak-anak saat menghadapi masalah. Teman akan melindungi mereka saat mereka menghadapi sesuatu yang sulit. Anak-anak yang setidaknya memiliki satu teman cenderung tidak mengalami depresi serta terlindung dari potensi mengalami bully.
4. Self Esteem
Menginjak usia Sekolah Dasar, anak-anak umumnya sudah memilih teman berdasarkan kesamaan ketertarikan, misalnya saja sama-sama suka bermain bola, atau sama-sama menyukai balet. Pertemanan menyadarkan mereka bahwa mereka disukai dan diterima oleh beberapa orang. Hal itu akan membantu mereka melihat diri mereka sebagai pribadi yang menyenangkan serta dapat menumbuhkan self esteem atau harga diri mereka.
Baca Juga
Bagaimana abun, menarikkan ??? Maka jangan putus asa yaa untuk selalu mendampingi anak-anak kita dalam keadaan apapun juga. Karena mereka bukan hanya harapan kita di masa tua nanti tetapi juga harpan dari bangsa ini serta harapan tegaknya Agama yang benar.
Beri Komentar Tutup comment