Bagi kebanyakan anak, kata "kenapa / mengapa" selalu menjadi hidangan keseharian mereka
Dimulai dari "kenapa adik diperut bunda ?, kenapa ayah kerja, kenapa bunda shalat, dan lain lain". Dan anak-anak membutuhkan penjelasan untuk pertanyaan yang mereka utarakan.
Assalamu'alaikum sahabat anak,
beberapa hari yang lalu IG pernah menuliskan artikel tentang "Mengapa Anak Sering Bertanya ?" yang bisa dibaca disini.
Golden age adalah masa dimana seorang anak ingin tahu banyak hal dan masa yang tidak akan pernah terulang lagi, secara umum seorang balita memasuki tahapan yang mana mereka ingin selalu mengetahui sesuatu hal dan akan mereka tanyakan pada orang yang mereka anggap mampu menjawab pertanyaan. Begitu seringnya seorang anak bertanya hingga terkadang sebagai orang tua kita sering berkata "Aduh, jangan tanya terus ya !".
Lantas jika anak telah menerima jawaban dari kita, apakah anak akan berhenti bertanya ?
Jawabannya pasti "TIDAK" karena satu jawaban yang kita berikan pada anak bisa menghadirkan pertanyaan-pertanyaan yang baru lagi, unik yaa anak-anak ini 😊.
Dan ketika anak dengan rasa ingin tahunya terus bertumbuh, kita sebagai orang tua haruslah menyikapi dan menjawab dengan bijak setiap pertanyaan yang mereka ajukan, jangan sesekali men-stop rasa ingin tahu mereka dengan melarang mereka bertanya terlebih lagi dengan memarahi mereka, (ingat!!! anak memiliki hati yang sangat peka, jika sekali saja tersakiti maka itu akan terekam di alam bawa sadar mereka). Resiko yang harus diterima ketika jawaban yang mereka butuhkan tidak dijawab oleh kita adalah ... anak akan mencari jawaban dari sumber yang lain dan bisa mendapatkan jawaban yang salah.
Dalam sebuah jurnal yang dipublikasikan oleh US National Library of Medicine, tim ahli dari University of Hawaii dan University of Michigan disebutkan bahwa pertanyaan 'kenapa' yang diajukan oleh balita merupakan sarana untuk memahami dunia ini. didalam penelitian ini juga menjelaskan bahwa anak akan berhenti bertanya jika rasa ingin tahunya telah terjawab.
Anak tidak akan berhenti bertanya sampai mereka menemukan jawaban yang dapat menghilangkan rasa ingin tahu mereka dan jika sebagai orang tua kita tidak tahu jawaban apa yang harus kita berikan pada anak maka jawablah dengan jujur "maaf ya, bunda tidak tahu" dan selalu /tetap berusaha untuk mencari jawabannya, karena suatu saat nanti mereka pasti akan menanyakan hal yang sama.
Leon Hoffman, M.D., direktur Pacella Parent Child Center di New York Psychoanalytic Society & Institute mengatakan "balita yang selalu bertanya, bahkan mengulang-ulang pertanyaan, disebabkan karena mereka sedang berusaha memahami kata-kata, terutama anak-anak pada masa-masa golden age ini".
Baca Juga
Sebaiknya pada masa-masa ini kita sebagai orang tua harus memanfaatkan kesempatan ini untuk melatih ketrampilan berpikir kritis dan mencoba menemukan jawabannya sendiri. Bukan hal yang salah jika seorang anak bertanya dan kita balikkan pertanyaan itu pada mereka, seperti contoh dialog berikut :
Alya : Abi, kenapa daun warnanya hijau ?
Abi : Menurut alya, ... kenapa daun warnanya hijau ?
Alya: Mungkin ada yang mewarnai daun dengan crayon hijau
Abi : Seberapa banyak crayon yang dipakai untuk mewarnai daun ?
Alya : Buaanyaak bi, ...
Abi : Siapa yang bisa mewarnai daun sebanyak itu ?
Alya : hhhmmm?????????
Abi : Allah yang mewarnai daun terus daunnya menjadi hijau deh.
Apakah pertanyaan Alya berhenti sampai disini ? tentu saja tidak, masih ada pertanyaan lanjutannya 😀 seperti ini "bi, Allah punya crayon ya ?, banyak ya bi, crayonnya Allah ?, banyak mana crayonnya Allah sama crayonnya Alya ?" 😍💕💗 (pengalaman pribadi 😃)
Dari dialog diatas bisa dilihat jika seorang anak akan berusaha mencari jawabannya sendiri dengan gaya dan cara berfikir mereka. Selanjutnya, jawablah pertanyaan mereka dengan jawaban yang sesederhana mungkin, perhatikan dialog singkat berikut :
Alya : Bunda, warna pelangi ada berapa ?
Bumda : Ada tujuh
Alya : Kenapa kok tujuh, bunda ?
Bunda : karena itu warna yang indah yang diciptakan Allah
Tidak mungkin sebagai orang tua kita menjelaskan warna pelangi seperti ini "begini Alya, Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup menyerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu". Belum sempat memahami isi kalimat dari jawaban kita, si anak langsung pingsan 😒.
Setidaknya dua cara diatas (mengembalikan pertanyaan pada mereka dan menjawab pertanyaan dengan sesederhana mungkin) dapat menghindarkan rasa bosan orang tua dari pertanyaan anak-anak yang terus menerus. Dengan cara inipun (seperti yang IG tulis diatas) akan mendorong si anak untuk berfikir kritis dan mandiri dan timbal baliknya orang tua akan mengetahui sejauh mana pengetahuan serta cara berfikir mereka.
Anak bukan hanya amanah yang harus dijaga, tetapi juga penerus dari keberadaan Iman dan Islam mereka juga yang akan mewarisi tanah air ini, yang merupakan tempat lahir dan mati kita.
Beri Komentar Tutup comment